Kamis, 29 Januari 2009

Apa hebatnya seks tanpa orgasme! Pastinya setiap

Apa hebatnya seks tanpa orgasme! Pastinya setiap  orang menikmati saat-saat puncak ini sewaktu bercinta. Biasanya, semakin  bertambah usia, orang cenderung semakin tak menaruh perhatian pada hal-hal  terkait seks. Setiap pasangan makin merasa nyaman dengan hubungan yang mereka  jalani selama bertahun- tahun dan bahkan agak sulit menikmati romatisme di senja  hari bersama pasangan, yang ada malah tenggelam dalam kesibukan pekerjaan  masing-masing. Sebenarnya, orgasme bukan hanya sekedar inti dari sebuah  hubungan seksual, namun juga memiliki fungsi penting bagi kesehatan. Alfrde  Kinsey, seorang psikolog melakukan penelitian tentang kehidupan seksual pria  dan wanita di tahun 1950-an, yang membuatnya jadi terkenal saat itu. Akan tetapi  informasi yang diluncurkannya sebenarnya lebih penting dari pada studi itu  sendiri. Dalam salah satu laporan yang dirilis, Kinsey menyebut seks terbukti  mampu mengurangi stress. Dalam laporan yang sama juga ditunjukan perbedaan  besar dalam kekerasan dengan frekuensi seks dan orgasme. Bagi kebanyakan orang  yang menikmati seks dan orgasme secara teratur lebih membuat mereka tak agresif  dan tak melakukan tindak kekerasan dari pada individu yang kurang. Dari laporan  ini, disimpulkan kalau kepuasan seks dan orgasme memiliki pengaruh jangka  panjang dalam meredam kemarahan dan membantu keseimbangan kesehatan jiwa.  Studi yang dilakukan bertahun-tahun kemudian  menunjukan bahwa frekuensi hubungan seksual dan orgasme memperkecil tingkat  kematian pada pria dan wanita. Sebagai tambahan, seks juga mengurangi resiko  penyakit jantung pada kaum wanita. Pasangan yang melakukan hubungan seksual  secara aktif cenderung lebih menikmati kehidupan dengan resiko kesehatan yang  lebih rendah dibanding dengan pasangan yang kurang aktif. Dudley Chapman,  seorang gynecologist, meyakini kebenaran studi yang dilakukan oleh para  psikolog di universitas Wilkes, yang menyebut orgasme membantu tubuh kita  memerangi segala macam infeksi. Dan inilah alasan kenapa pasangan yang  melakukan hubungan seksual secara aktif jauh dari penyakit.  Sebuah studi lain yang dilakukan di  Melbourne, Australia  menemukan korelasi antara ejakulasi dan kanker prostat. Beberapa pria berusia  antara 20 hinga 50 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Studi ini mengungkapkan  kalau frekuensi ejakulasi mampu mengurangi resiko menakutkan dari kanker  prostat. Studi ini juga menerangkan kalau bukan hanya resiko kanker prostat  yang berkurang, tapi ferkuensi orgasme juga mampu mencegah rasa sakit waktu  buang air kecil pada para pria di tahun-tahun senior mereka. Dan disimpulkan  dari studi tersebut kalau ejakulasi memiliki peran peting dalam memperbaiki  kesehatan prostat serta mencegah masalah prostat untuk selanjutnya. Sebenarnya,  seks dan orgasme merupakan sebuah cara bagi tubuh kita untuk melepaskan stress  dan kecemasan yang menumpuk sepanjang hari sejalan dengan aktivitas yang padat.  Terlepas dari adanya bukti ilmiah atau bukan, yang perlu Anda sadari hanyalah  bagaimana cara bersantai dan merasa tenang setelah Anda memperoleh orgasme dan  Anda akan segera menyadari kalau tubuh Anda memang membutuhkan rehat dari  realitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar