Jumat, 13 Februari 2009

Teknik Penanganan Gigitan Ular

Teknik Penanganan Gigitan Ular ! segera lakukan tahapan penanganan sbb : Satu JANGAN PANIK ! Dua Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”, lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular. Tiga Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastisdi atas luka gigitan untuk menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung Empat Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
Lima Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !) Jika dapat mengenali ular, sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya terhadap manusia. Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! ....dan yang utama..... - Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi - Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak berbisa - Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan Selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri – ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian medis . Enam Lakukan tindakan pertolongan pertama (foto www.dingdit.multiply.com) Penanganan gigitan ular tidak berbisa. Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal. - Lepaskan pembalut elastis - Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol) - Beri obat antiseptik. - Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............ Penanganan gigitan ular berbisa menengah Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari. - Lepaskan pembalut - Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol) - Beri antiseptik - Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering - Usahakan korban beristirahat sebentar - Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi - Beri vitamin tambahan Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............ Bila tergigit ular jenis raksasa, ular pyhton Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek. - Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik dalam posisi berbaring - Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau dapat pula dengan teknik torniquet. - Istirahatkan dan tenangkan korban - Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar tidak terbuka lagi. - Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi - Beri vitamin tambahan Ingat ! - ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak darah. - saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi mulut harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular. - tidak perlu membunuh ular jenis ini kecuali............................. Bila tergigit ular yang berbisa tinggi Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular. Efek gigitan pada umumnya : o Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna o Rasa sakit di seluruh persendian tubuh o Mulut terasa kering o Pusing, mata berkunang - kunang o Demam, menggigil o Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal, akibat dari usaha ginjal membersihkan darah. (foto dari phie..) Penanganan jika tergigit dengan efek di atas: - Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung - Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1 menit - Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet (yang disterilkan atau tidak, tergantung situasi). Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka akibat taring. INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal. - Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan terasa sangat kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut. Saat mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa jarum), batang muda pohon pisang, teknik menggunakan tali senar, dll.... tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan menyedot melalui mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus. - Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar. - Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit (haemotoxin atau neurotoxin) - Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat tertentu, identifikasi. - Perawatan merupakan hal yang penting. Usahakan untuk selalu berkonsultasi agar luka cepat kering. INGAT ! Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf, maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena spesifikasi racunnya berbeda. Tujuh - Jangan beri minuman beralkohol - Korban tetap berusaha untuk sadar - Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi - Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup - Jika perlu, segera evakuasi ke rumah sakit "Sumber : Makalah Pengantar SIOUX"

Selasa, 03 Februari 2009

Keseimbangan yang Tak Lagi Seimbang.

Keseimbangan yang Tak Lagi Seimbang.  Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia memang sedang diguncang berbagai bencana alam hampir di seantero negeri. Mulai dari tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus dan masih banyak lagi. Beragam teori diajukan untuk dijadikan penyebab lahirnya bencana alam tersebut. Mulai dari penggundulan hutan, penyalahgunaan lahan, sampai global warming. Terhadap berbagai peristiwa alam yang terjadi, kita harus berpikir rasional. Semua bencana alam yang terjadi merupakan konsekuensi logis dari tindakan kita. Dan bencana itu merupakan sesuatu yang pasti terjadi kalau kita tidak memelihara alam secara baik. Selama ini kita menganggap alam, hutan, sebagai anugerah yang bisa dipergunakan semau kita.  Ketika jumlah penduduk masih terbatas, jumlah penebangan pasti masih bisa ditoleransi oleh alam. Namun ketika jumlah penduduk makin meningkat tajam dan pilihan akan kehidupan semakin terbatas, maka tingkat perusakan alam otomatis akan semakin meningkat. Inilah yang sedang kita hadapi sekarang. Penambahan jumlah penduduk nyaris tak terkendali. Negara tidak lagi mempunyai kemampuan untuk melanjutkan Gerakan Keluarga Berencana. Padahal pertumbuhan ekonomi tidak selaju penambahan penduduk. Akibatnya, tidak usah heran apabila penyediaan lapangan pekerjaan pun sangatlah terbatas. Hal ini bisa kita lihat dengan membludaknya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan. Apalagi disisi lain, upaya perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM) pun tidak tertangani secara baik. Investasi kita pada bidang SDM jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitar kita. Dengan kondisi seperti itu, tidak usah heran apabila ketergantungan kepada alam sangat tinggi. Ini merupakan sesuatu yang wajar karena kebutuhan hidup tidak bisa ditunda, sementara tingkat kemampuan intelektual tidak cukup memadai untuk bisa mencari cara lain yang tidak membuat mereka terlalu tergantung kepada alam. Kadang kita bertanya apakah berbagai bencana alam itu berlangsung begitu saja, sekedar sebagai konsekuensi logis dari terganggunya keseimbangan alam? Para tetua kita sering kali jauh lebih arif dalam hal ini. Mereka sering mengingatkan bahwa alam bukanlah benda mati. Mereka juga hidup dan selalu berkomunikasi dengan kita. Alam bereaksi terhadap berbagai tindakan kita. Sepanjang kita melakukan komunikasi yang santun kepada alam, alam pun akan bereaksi secara santun. Sebaliknya, apabila kita melakukannya secara kasar, alam pun akan bereaksi yang sama. Kita tidak bermaksud untuk melakukan pendekatan yang tidak rasional. Kita hanya ingin diajak untuk lebih arif dalam membaca tanda-tanda alam. Kita berpikir, bencana Tsunami Desember 2004 merupakan puncak segala bencana. Kita berharap setelah itu tidak ada lagi bencana sehingga kita bisa berkonsentrasi untuk membenahi kehidupan negara kita yang sudah morat-marit delapan tahun terakhir ini. Ternyata bencana itu tidak kunjung berakhir. Berbagai bencana terus terjadi hingga sekarang ini. Banjir yang melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia, juga menimpa negara-negara luar. Contohnya tanah longsor yang terjadi di Brazil yang menewaskan 100 orang. Di pulau Sumatera sendiri, kerugian yang diakibatkan banjir mencapai Rp.500 miliar. Teori Kerusakan Alam Mengapa musibah terjadi terus-menerus? Hal itu mungkin selalu muncul dalam pikiran kita ketika pertama kali mendengar berita tentang bencana alam. Ketika memikirkan jawabannya, mungkin akan muncul berbagai teori di benak kita, mulai dari yang ilmiah sampai sama sekali tidak ilmiah. Tapi hampir semuanya berkaitan dengan manusia serta segala “keterpusatan pada dirinya” yang disebut sebagai antroposentrisme. Manusia adalah pusat dari segala-galanya. Ada banyak versi yang mengatakan mengapa musibah terus-terusan melanda, salah satunya adalah bentuk kemurkaan Tuhan, karena dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia. Yang lain mengatakan bahwa bumi ini sudah tua. Dan sudah saatnya mendekati “kehancuran.” Kerusakan lingkungan merupakan siklus kehidupan yang pasti terjadi. Ada pula yang mengatakan bahwa terdapat persekongkolan pihak-pihak yang memiliki modal yang besar baik dalam bentuk dana maupun teknologi yangsengaja “mengirimkan” tsunami, gempa atau banjir ke Indonesia. Alasannya bermacam-macam. Pemikiran ini didasarkan pada “hujan saja ada pawangnya, maka tidak menutup kemungkinan terdapat pawang “tsunami”. Memang yang terakhir ini teori konspirasi yang konyol, tapi mungkin saja terjadi. Seperti apa yang diceritakan oleh Sidney Sheldon dalam novelnya Are You Afraid Of The Dark? bisa menjawab kenyataan. Siapa tahu? Tapi menurut saya, bencana alam di Indonesia akhir-akhir ini terjadi karena kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas ekonomi manusia. Bukannya saya mengesampingkan teori-teori di atas tersebut, tapi saya ingin menunjukkan penyebab lain dari musibah yang dapat kita ambil semua hikmahnya, dan berhenti menyalahkan Tuhan atas peristiwa itu. Jawabannya lagi-lagi adalah ada pada diri manusia. Kerusakan lingkungan disebabkan terutama oleh aktivitas manusia yang egois dan mengabaikan lingkungan. Isu lingkungan hidup seperti ini kita semua ketahui telah lama menjadi isu yang mengglobal, bukan sekedar masalah dalam negeri Indonesia saja. Adanya upaya kepedulian terhadap masalah-masalah yang mengakibatkan kerusakan lingkungan serta berpengaruh pada keberlangsungan hidup manusia secara global. Pertama kalinya isu itu diangkat sebagai agenda internasional adalah pada tahun 1972, dalam konferensi Stockholm tentang lingkungan hidup. Isu lingkungan hidup menjadi isu global disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, permasalahan lingkungan hidup selalu membawa efek global. Seperti masalah peningkatan kadar CFC di bumi. Kedua, permasalahan lingkungan hidup juga menyangkut eksploitasi terhadap sumber daya global seperti lautan dan atmosfer. Ketiga, isu tersebut bersifat transnasional, dimana kerusakan lingkungan hidup di suatu negara akan berdampak pula bagi wilayah di sekitarnya. Keempat, banyak kegiatan eksploitasi yang menyebabkan degradasi lingkungan memilki skala lokal, tetapi dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia sehingga dapat dianggap sebagai masalah internasional. Dan yang terakhir, adalah karena proses yang menyebabkan terjadinya eksploitasi yang berlebihan berhubungan dengan proses-proses politik dan sosial-ekonomi yang lebih luas, dimana proses-proses tersebut merupakan bagian dari ekonomi-politik global. Salah satu teori yang mengkritik eksploitasi manusia terhadap alamnya adalah pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh Eckersley, Goodin dan Dobson (Matthew Patterrson 2001) yang disebut sebagai kelompok Green Politics. Pada dasarnya pemikiran ini adalah menekankan pada pentingnya suatu paham atau upaya yang berlandaskan pada ecosentrism, yaitu suatu bentuk penolakan atas pandangan antropocentris atas dunia. Yang terpenting adalah keseimbangan antara alam dengan manusia. Pada saat keseimbangan tadi tidak lagi bersifat seimbang, maka pada saat itulah kerusakan akan terjadi. Istilahnya adalah catastrophe atau bencana. Jika masih dibingungkan dengan istilah antroposentrisme serta ekosentrisme, mari kita lihat ilustrasi di bawah ini. Masih ingat beberapa waktu yang lalu, sekawanan gajah singgah di desa yang dihuni manusia, dan memporakporandakannya? Orang dengan cara berpikir antroposentris akan berkata, “Bunuh saja kawanan gajah itu, karena dapat membahayakan manusia.” Salah siapa gajah-gajah itu merusak pemukiman masyarakat? Salah manusia! Karena manusia yang merusak habitat hidup gajah-gajah tersebut, dengan melakukan penebangan-penebangan hutan. Seorang antroposentris akan selalu mengatakan bahwa manusialah raja di muka bumi ini. Makhluk-makhluk lain hidup menumpang. Saya tidak mengatakan bahwa cara berpikir seperti itu salah. Manusia wajib membela dirinya sendiri jika ia merasa terancam. Tapi bayangkan rentetan akibat yang terjadi hanya karena kita terlalu memikirkan diri sendiri. Padahal masalah kerusakan lingkungan hidup bukan merupakan masalah yang sifatnya temporer, yang jika dibiarkan berlarut-larut justru akan menimbulkan kerusakan yan lebih parah lagi. Mungkin tak akan jauh berbeda dengan apa yang diilustrasikan dalam film The Day After Tomorrow. Sebuah gambaran mengenai kiamat yang datang karena ketidakpedulian manusia terhadap lingkungannya, mempengaruhi seluruh negara dan bangsa. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa manusia akan menciptakan kiamat bagi dirinya sendiri. Introspeksi Diri Pepatah mengatakan, kita tidak belajar dari pengalaman tetapi kita belajar dari refleksi atas pengalaman itu sendiri. Yang terpenting dalam pembelajaran kali ini adalah tentang bagaimana kita telah memperlakukan lingkungan dan alam kita sendiri. Perubahan gaya hidup, serta pentingnya nilai ekosentrisme dalam menangani masalah lingkungan mungkin akan menjadi tindakan penyelamatan, walau sekecil apapun. Rasanya tidak ada salahnya kita sama-sama melakukan introspeksi diri. Jangan hanya terus berkelahi. Mari kita pikirkan bangsa ini bersama dan mengubah diri, karena sudah terlalu lama bangsa kita menderita. Sudah saatnya kita bangkit. Tidak perlu menangisi sesuatu yang sudah lewat dan tidak usah takut menghadapi sesuatu yang belum datang. Sekali lagi, mengapa musibah terus-menerus terjadi? Jawabannya ada dalam pikiran kita masing-masing.***

Jumat, 30 Januari 2009

PENGETAHUAN TENTANG SURVIVAL
Yang dimaksud dengan Survival adalah kelangsungan hidup seseorang dimana seseorang itu tidak mendapat/menerima fasilitas/pelayanan yang sempurna/semestinya secara teratur kerena adanya pengaruh atau masalah yang timbul pada waktu itu. Dengan demikian kelangsungan hidup seseorang itu sangat tergantung pada kamampuan dirinya sendiri untuk mempertahankan hidupnya. Survival secara umum diartikan sebagai kemampuan mempertahankan hidup dalam keadaan kritis. Survival secara umum diartikan sebagai kemampuan mempertahankan hidup dalam keadaan kritis. Kemampuan mempertahankan diri tergantung pada sikap mental, pengetahuan dan ketrampilan. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang gagal dalam bersurvival antara lain : Rasa kesunyian Rasa putus asa atau perasaan sudah tidak ada harapan lagi. Rasa jemu terhadap lingkungan/ situasi Kebutuhan jasmani, seperti rasa lapar, haus dan lain-lain. Yang dapat menipu diri sendiri, sehingga mental menjadi lemah. Sikap Mental Sikap Mental yang dimaksud tercermin seperti dalam buku “Komando Para”
S : Sadarilah sungguh- sungguh situasimu U : Untung malang tergantung ketenangan R : Rasa takut dan panik harus kau kuasai V : Vakum/kosong, isilah dengan segera I : Ingatlah dimana kau berada V : Viva/hidup, hargailah dia A : Adat istiadat setempat patut ditiru L : Latihlah dirimu dan belajarlah selalu Selanjutnya perlu patokan untuk bertindak yang mengikuti hal-hal sebagai berikut : S : Stop/ berhenti, jika anda ragu-ragu T : Thinking/ berpikir, mulailah untuk berpikir dengan tenang O : Observasi/ penelitian,pengamatan pada lingkungan sekitar P : Planning/ rencana, mulai membuat rencana selanjutnya
Lima faktor utama dalam survival di alam bebas :
Pengetahuan tali temali (pionering) Memenfaatkan peralatan yang dibawa dan yang ada di alam Pengetahuan peta dan kompas Menguasai tanda-tanda alam Pertolongan Pertama Penguasaan kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sangatlah penting jika pada saat mengadakan petualangan di alam bebas terjadi keadaan darurat. Dari beberapa macam faktor yang memberikan semangat juang dalam mengatasi berbagai kesulitan yang muncul, faktor yang menjadi pegangan utama dalam menghadapi situasi krisis – antara mati dan hidup – adalah semangat dan tekad yang tinggi untuk hidup, sikap yang tenang dan menggunakan akal untuk menganalisis keadaan. Beberapa faktor lain yang perlu di ketahui, adalah :
Bahaya di hutan Ancaman besar dalam keadaan survival adalah menghadapi kemerosotan mental. Bahaya yang lain antara lain menghadapi penyakit akibat bakteri dan parasit, menghadapi bahaya dari semua jenis kehidupan binatang dan menghadapi tumbuhan yang beracun. Perjalanan di hutan Beberapa lintasan jalan di hutan dari satu lembah ke lembah lain atau melewati punggung bukit dan gunung dapat berupa jalan bekas binatang, jalan orang mencari kayu atau jalan pemburu binatang. Untuk melakukan perjalanan menerobos hutan di perlakukan kemampuan mengenal jalan binatang malam, penengalan sifat-sifat medan, dan tipe hutan tropik, pengenalan ciri-ciri daerah yag sering di rambah penduduk, serta pengenalan hubungan antara jenis pohon dengan kondisi tanah.
Tempat perlindungan Persyaratan minimal memilih lokasi untuk tempat berlindung (tempat bermalam) adalah adanya perlindungan alam terhadap cuaca dan kehidupan binatang. Tempat perlindungan yang digunakan dapat dibuat dari peralatan yang di bawa dan bahan-bahan sekitar atau menggunakan yang sudah tersedia di alam misal gua, cerukan batu atau pohon tumbang atau biasa kita sebut dengan BIVAK, Bivak yaitu tempat berlindung atau berteduh untuk sementara atau dalam keadaan darurat.
Membuat bivak bertujuan untuk melindungi diri dari faktor-faktor alam seperti hujan, panas dan dingin. Bivak kata lainnya adalah tenda darurat yang di buat seminim mungkin dan bisa menggunakan ponco(mantrol, pohon beserta daun-daun yang telah tumbang, ranting-ranting dan kayu yang kering. Yang perlu diperhatikan dalam membuat bivak adalah : Jangan mendirikan bivak di puncak bukit Jika pada lereng, sebaiknya bivak di dirikan tegak lurus dengan lereng Jangan mendirikan bivak di bekas aliran sungai yang kering Jangan ditempatkan yang becek/banjir ( jalan air di waktu hujan) Hindari tempat yang berangin keras/kencang Usahakan dekat dengan sumber air dan tumbuh-tumbuhan yang bisa di makan Usahakan tidak mendirikan bivak di semak-semak, jika terpaksa, maka dibersihkan terlebih dahulu. Disarankan jangan mendirikan bivak di bawah pohon besar dan melawan arah angin. Contoh Bivak :
Membuat api Dari berbagai macam cara menyalakan api (selain dengan korek api), seseorang yang senang bertualang di hutan perlu menguasai satu cara sampai mahir pembuatan bunga api. Adanya api pada malam hari di tempat perlindungan akan memberikan ketenangan moril dan mencegah gangguan binatang buas. Selain itu asapnya juga mengusir semua jenis serangga. Api juga di pergunakan untuk memasak makanan agar lebih aman dan lebih membangkitkan selera. Banyak caa yang sangat sederhana tapi efektif untuk memasak makanan berupa tumbuhan atau binatang hutan.
Mencari air Mencari air di hutan hujan tropis bukanlah masalah yang sulit. Yang perlu diketahui dengan baik adalah cara mencari tempat atau tumbuh-tumbuhhan yang mengandung air dan cara memurnikan atau mensterilkan air. Air sebagai kebutuhan pokok utama yang diperoleh dari sumber manapun, setelah di murnikan atau disterilkan harus dimasak untuk menghindarkan diri dari gangguan pencernaan akibat adanya kuman-kuman atau bakteri-bakteri penyakit perut. Air dapat dibedakan , antara air yang perlu dimurnikan dan yang langsung dapat diminum.
Jenis air yang dapat langsung diminum :
Berasal dari mata air (sengai kecil) Air sumur Tampungan air hujan Air dalam tanaman ( tanaman rambat, air buah kelapa) Jenis air yang harus dimurnikan terlebih dahulu : Air yang tergenang Air sungai besar Air yang didapatkan dengan menggali pasir Berikut beberapa cara untuk mendapatkan air : Pada Tanaman Tanaman yang berbatang lunak, seperti batang randu muda keluar airnya bila bagian atas dipotong Tanaman menjalar, seperti rotan muda dengan cara memotongnya Pohon bambu yang masih muda Pelepah enau dan nipah Bunga kantung semar Pohon pisang Di pegungungan Menggali bekas aliran sungai Lumut diperas Tumbuhan basah lainnya Mengumpulkan embun Menampung air hujan dengan plastic atau ponco Menggali lubang yang kemudian ditimbun dengan daun-daunan yang masih basah dan dibawahnya di letakkan plastic yang bersih, usahakan jangan terkena sinar matahari secara langsung. Sepanjang pantai Galilah pasir ditempat yang keliahatan lembab. Dan ingat, kita tidak menemukan air tawar tetapi dapat disaring dengan pasir.
Mencari makanan Makanan merupakan kebutuhan pokok yang kedua setelah air. Banyak makanan ( buah-buahan, daun-daunan, akar dan berbagai jenis binatang) yang dengan mudah dapat diperoleh di hutan hujan tropik . Yang penting adalah mengetahui bagaimana caranya memperoleh dan mengolah makanan itu, agar dapat tetap bertahan hidup di hutan dan terhindar dari berbagai macam buah atau tumbuhan yang berbahaya. Ragam dan jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan bisa diidentifikasikan sbb : bagi tumbuhan yang dikenal atau lazim dimakan dapat dimanfaatkan langsung. Misal umbi, daun atau buahnya bagi tumbuhan yang tidak dikenal, salah satu tandanya adalah dengan melihat apakah pada tumbuhan tersebut ada bekas gigitan binatang. Bila ada, tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan. Bila masih ragu, untuk mengetahui tumbuhan itu beracun atau tidak, maka dapat dicoba dengan menggoreskan pada tangan atau anggota badan yang sensitif. Bila gatal dan menyengat, jangan dimakan! Untuk tumbuhan yang memiliki rasa pahit, asam, untuk mencobanya kita jilat dengan ujung lidah. Jika rasanya seperti itu ditinggalkan Tumbuhan yang daunnya tidak beraturan atau membentuk segmen, seperti daun karet, sebaiknya dihindari. Khusus untuk jamur, bila tidak paham betul, hindarilah makan jamur sembarangan Tips untuk menghindari tumbuhan beracun : menghindari tumbuhan yang berwarna mencolok tumbuhan yang bergetah putih susu, kemerahan atau kehitaman dan seringkali membuat gatal daun dan batang tumbuhan yang berbulu juga perlu dihindari tumbuhan beracun bila dicicipi akan menimbulkan rasa panas dan pahit jangan memakan satu jenis tumbuhan terlalu banyak Selain tumbuhan, hewan juga dapat dimanfaatkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari hewan : hewan buas dan mengandung bisa, misal : macan, singa, ular, kalajengking, tawon, dll hewan yang bisa menimbulkan alergi hewan yang berbau khas dan menyengat. Misal : celurut, sigung
Membaca jejak
Seringkali bila berada di dalam hutan mengalami kesulitan untuk menentukan arah sehingga “merasa” tersesat. Salah satu cara untuk menghadapi situasi semacam itu adalah menguasai cara membaca jejak. Kemahiran membaca jejak binatang juga bermanfaat untuk mengetahui ke arah mana binatang itu berjalan, berapa jumlahnya dan kemungkinan adanya jenis tumbuhan atau buah-buahan tertentu yang menjadi makanan binatang itu. Selain dipengaruhi oleh faktor kemampuan diri sendiri, keberhasilan membaca jejak juga dipengaruhi oleh keadaan jejak itu sendiri dan kondisi medan yang di hadapi.

Kamis, 29 Januari 2009

13 Mitos tentang Seks

13 Mitos tentang Seks Wahai kaum Adam, gairah seks pria lebih besar ketimbang wanita? Jangan salah, wanita pun bisa menjadi motivator saat berhubungan seks. Berikut 13 mitos tentang seks: 1. Gairah seks pria lebih besar ketimbang wanita Bahan bakar gairah seks adalah testosteron, dan pada pria kadarnya memang lebih tinggi daripada wanita. Meski begitu, menurut konselor seks di AS, Denise Knowles, faktanya bisa lain. Keluhan menurunnya gairah seks para pria bertambah dan ini berkaitan dengan gaya hidup, jadi tidak melulu dipengaruhi hormon. Mungkin saja kadar hormon testosteron seorang pria itu normal, tetapi ia mengalami kelelahan, stres, gairah seksnya bisa menurun. Usia yang menua, kegemukan, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol dan psikotropika, bisa pula berdampak pada ereksi. Jadi, para wanita jangan percaya mitos. Wanita pun bisa menjadi motivator atau pegang kendali saat berhubungan seks. 2. Kondom itu tameng sakti untuk segala jenis penyakit menular seksual Jika dipakai secara tepat kondom bisa menangkal PMS seperti HIV, gonorea, dan klamidia, tetapi tidak cukup efektif untuk mencegah sifilis, herpes genital, atau kulit kelamin. Dr. Patrick French, konsultan penyakit kelamin dan saluran kencing di London, menjelaskan, \”Infeksi ini menular lewat kontak kulit dan memengaruhi bagian tubuh yang tidak tertutup kondom. Bagaimanapun, kondom masih bisa mengurangi risiko penularan itu hingga 50 persen.\” 3. Anda tak bakal kena PMS dari seks oral Salah besar! PMS jenis herpes, sifilis, klamidia, gonorea, dan uretritis nonspesifik (peradangan saluran kencing yang kerap dialami pria) bisa terjadi lewat oral seks. Risiko tertular HIV juga tetap tinggi, terutama bila terdapat luka di mulut. 4.Tidak semua wanita punya G-spot Tentu saja semua wanita punya G-spot atau tombol untuk orgasme berulang kali. Cara menikmatinya, rileks dan jelajahi apa yang membuat Anda bisa orgasme. 5. Orgasme pada wanita bisa membantu mempercepat kehamilan Teori di balik mitos ini menyatakan, kontraksi vaginal selama wanita orgasme membantu sperma melesat untuk membuahi telur. \”Faktanya, jika sperma tidak trengginas atau kurang gesit, kontraksi tak cukup kuat untuk mendorongnya menuju sel telur,\” kata Dr. Dawn Harper, seorang ahli seksologi di AS. 6. Ejakulasi di luar (terputus) tidak menyebabkan kehamilan Yang benar, sperma terdapat di dalam cairan seminal yang dilepaskan sebelum pria mengalami ejakulasi. Jadi, meskipun pria menarik penisnya keluar sebelum orgasme, pasangannya tetap saja bisa hamil. 7. Wanita tak bisa lagi menikmati seks setelah menopause Justru banyak wanita yang mengaku memiliki hubungan seks terbaiknya setelah menopause karena tak khawatir akan hamil. Jadi, lebih bebas menikmati seks, apalagi kini mudah mendapat terapi sulih hormon, sehingga gangguan vagina kering dan sebagainya tak lagi jadi masalah. Enak `kan? 8. Risiko tertular HIV kini telah menurun Ini asumsi yang membahayakan karena HIV masih menjadi salah satu ancaman serius yang begitu cepat meningkat. Memang terapi obat menambah harapan hidup pengidapnya, tetapi tetap saja sindroma ini belum bisa diobati, dan virusnya bisa kebal obat. HIV merusak sistem imun, sehingga tubuh rentan terhadap serangan berbagai macam infeksi. 9. Fantasi seks sejenis menandakan Anda gay Sama sekali tidak! Fantasi merupakan hal normal dan tak menunjukkan sama sekali apakah Anda gay, biseksual, atau yang lain. Fantasi lebih disebabkan oleh rasa penasaran. Fantasi tentang apa saja tidak selalu berarti Anda menikmati betul jika itu menjadi nyata. Hal terindah dan fantasi hanya ada dalam pikiran Anda. 10. Seks haram bagi pengidap penyakit jantung Memang banyak kisah tentang pasien gangguan jantung yang mendapat serangan ketika tengah asyik berhubungan intim. Menurut Dr. Harper, pengidap penyakit jantung bisa tetap memiliki kehidupan seks yang normal. Namun, jika merasa nyeri dada saat berhubungan seks, Anda harus berhenti segera dan periksa ke dokter. Seks adalah sesuatu yang baik karena dapat meningkatkan sistem imun dan energi, juga mengurangi stres. 11. Tanpa orgasme berarti seks Anda sangat buruk Suksesnya hubungan seks yaitu jika kedua pasangan betul-betul menikmati dan tidak tergantung pada orgasme. Begitu yang diyakini para pakar. Anda juga `kan? 12. Seks selama kehamilan bisa melukai calon bayi Kebanyakan wanita hamil bisa memiliki kehidupan seks yang sehat. Namun, ada dua kekecualian, jika Anda mengalami plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), seks bisa menyebabkan perdarahan dan kelahiran prematur. Juga sebaiknya tidak berhubungan seks jika si wanita mengalami perdarahan atau kontraksi setelah bercinta. Hal ini bisa menyebabkan kelahiran prematur. Sabar, ya! 13. Berhubungan seks di masa menstruasi tak menimbulkan kehamilan Masa ovulasi (subur) pada wanita adalah 14 hari sebelum masa haid, bukan 14 hari setelah haid terakhir. Jadi kemungkinan terjadinya kehamilan tetap ada. So, hati-hati! Sekitar 364 pria dewasa secara sukarela menjadi responden sebuah penelitian di Amerika dan India. Kesuburan mereka dievaluasi terus menerus. Sebelumnya, para pria tersebut dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jumlah sperma mereka. Dan hasil riset pun bicara. Para pria dengan jumlah sperma dalam kisaran normal dan menggunakan telepon genggam lebih dari empat jam per hari, ternyata memproduksi 23% lebih sedikit ketimbang para pria yang sama sekali tak menggunakan ponsel. Temuan lain yang tak kalah menarik, ternyata proporsi dari sperma yang tergolong \”sehat-bugar\” hanyalah 21% dari para maniak pengguna ponsel tersebut. Sedangkan mereka yang tak menggunakan ponsel, sperma yang fit untuk \”berenang\” hingga ke sasaran tersebut mencapai sekitar 40% dari seluruh sperma yang ada. Sumber: www.dechacare.com